Segera Terbit
Awal Maret 2020, Indonesia dihebohkan dengan pemberitaan dua kasus pasien positif Covid-19. Adanya penyakit virus corona yang berasal dari Wuhan, China. Penyakit yang disebabkan oleh virus itu dinamakan pneumonia wuhan yang kemudian oleh World Helath Organization (WHO) dinamakan Corono Virus Disease 19 (Covid-19). Seseorang yang mengalami ini menimbulkan masalah dengan saluran pernapasan, pencernaan, dan gangguan neurologis pada organ manusia hingga tingkat yang paling membahayakan, bisa menimbulkan sindrom pernapasan akut dan kematian. Sejak saat itu, jumlah korban Covid-19 terus bertambah setiap harinya, hingga akhirnya pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk membatasi kegiatan di luar rumah, tempat rekreasi ditutup sementara, tempat kerumuman ditutup untuk menghindari interaksi fisik serta menjaga protokol kesehatan (prokes) dengan mencuci tangan, menggunakan masker, serta jaga jarak hingga 1 meter.
Kondisi ini seolah menciptakan suasana baru dalam kehidupan. Para pemimin dunia segera memberlakukan kebijakan “new normal” atau kebijakan kenormalan baru dalam menyikapi situasi pandemi Covid-19. Betapa tidak, kondisi tersebut telah memaksa ribuan hingga jutaan orang memperbarui cara hidup mereka, yang kebanyakannya serba dilakukan secara daring. Sektor pendidikan, kesehatan, perekonomian, bahkan pemerintahan pun benar-benar diminimalisir untuk bisa bertatap muka secara langsung. Hampir semua sektor dilakukan melalui digital. Namun demikian, beberapa sikap hidup masyarakat tertentu juga telah ditempuh dalam rangka menyikapi situasi baru dunia ini.
Buku ini secara khusus membahas tentang bagaimana perubahan sektor ekonomi, pertanian, komunikasi, pendidikan, serta kesehatan ketika pandemi Covid-19 berlangsung. Tulisan dari para pakar ini akan memberikan wacana baru kepada kita tentang bagaimana masyarakat selama ini merespon pandemi yang ada di tengah-tengah mereka.