Ketika wabah Covid-19 melanda dunia, masyarakat internasional segera bergerak cepat untuk mengerahkan ilmuwan mereka dalam rangka menemukan vaksin yang tepat untuk menangani virus ini. Namun, ketika vaksin untuk virus Covid-19 ditemukan, tidak sedikit masyarakat yang sangsi untuk melakukan vaksinasi. Banyak faktor yang mendasarinya. Di antaranya adalah munculnya kecemasan akan dampak dari penggunaan vaksin itu sendiri. Tidak terkecuali di Indonesia. Meski pemerintah sudah mengimbau untuk segera melakukan vaksinasi, tetapi masih banyak masyarakat yang enggan untuk melakukan vaksinasi. WHO telah menyatakan banyak orang-orang mengatakan keraguannya terhadap vaksin, yang disebabkan oleh banyaknya misinformasi di masyarakat tentang vaksin, mengenai kandungan dan efek sampingnya. Ada informasi yang beredar bahwa pada beberapa orang ada efek samping yang berbeda setelah vaksinasi yaitu lemas, pusing, panas tubuh.
Informasi yang beredar tercampur mulai dari informasi yang bersifat hoax dengan informasi yang resmi dan akurat. Keadaan ini memicu kecemasan dari berbagai kalangan bahkan menjadi reaktif dan negatif dengan banyaknya melakukan hal yang merugikan seperti menimbun alat kesehatan. Situasi ini semakin memicu munculnya persoalan kesehatan jiwa. Munculnya kabar yang memaparkan Covid-19 sebagai penyebab kematian yang tinggi akhirnya membuat masyarakat mengalami kecemasan yang meningkat. Kecemasan akan kematian bila dirasakan secara berlebihan memicu munculnya kondisi emosional antara lain neurotisma, depresi, dan gangguan psikosomatis.
Buku ini secara khusus menyoroti tentang kecemasan yang muncul di tengah masyarakat tentang vaksinasi, khususnya pada saat varian Covid-19 Omicron sedang marak-maraknya.