Dengan berbekal ilmu kajian budaya terutama kajian kritis bagian yang tidak sesuai dengan jamannya disesuaikan agar tidak menyesatkan pembacanya. Kritik sumber tetap dijadikan bahan penilaian mana yang dianggap lebih mewakili kenyataan sejarah dan mana yang bersifat mitologis. Penulis berusaha untuk menggunakan pengetahuan dari hasil membaca beberapa sumber lainnya berusaha dinegosiasikan dalam meluruskan sesuai dengan perspektif budaya Bali, terutama memberikan nama lain kalau orang asing khususnya barat tidak dapat memberikan nama dan konsep yang ada di Bali, namun aslinya tetap dipertahankan. Babad yang disalin seperti apa dituliskan dalam terbitan barat dicoba untuk memberikan beberapa interpretasi berdasarkan bagaimana secara keilmuan sejarah babad digunakan sebagai sumber penulisan sejarah, berusaha ditriangulasi dengan dokumen kolonial terutama yang ditemukan dalam Dag T Register (catatan harian pejabat kompeni, walau masih berupa kronik kejadian).